Langsung ke konten utama

Pendekatan Kualitatif atau Kuantitatif, Mudah mana??

 

Mengenal perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif

Sebelum memilih, tentu kita harus mengetahui dan memahami apa yang dimakasud dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Untuk mempermudah memahami mari kita bahas beberapa perbedaan kedua pendekatan ini.

Proses Pengumpulan data

Pendekatan Kualitatif

Pendekatan kualitatif bersifat subjektif , maksudnya peneliti menjadi instrumen utama dalam pengumpulan data dan informasi di lapangan. Peneliti secara langsung berinteraksi dengan objek penelitian untuk mendapatkan informasi secara mendalam dengan cara wawancara dengan narasumber atau sekedar mengamati objek penelitian. Bahasa yang digunakan pun berupa bahasa sehari-hari (informal), mengalir (ngobrol) dan dapat berkembang (dinamis).
Data yang dihasilkan dari pendekatan kualitatif berupa gambaran yang mendalam (thick description) dari peristiwa/kondisi yang ada di lapangan atau deskripsi dari fenomena yang peneliti temukan di lapangan

Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif bersifat obejktif, maksudnya peneliti terbebas dari objek penelitian. Proses pengumpulan data menggunakan kuisioner berdasarkan pada teori yang digunakan, sehingga menggunakan bahasa formal dengan design yang statis. Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini sangat bergantung kepada teori yang digunakan sehingga pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner pun harus berlandaskan pada teori yang digunakan, itulah yang membuat kuantitatif merupakan pemdekatan yang statis.
Data yang dihasilkan dari pendekatan kuantitatif berupa penghitungan matematis yang sudah dianggap sebagai fakta yang telah terkonfirmasi kebenaranya. Data matematis yang didapat kemudian dikelompokan sehingga bisa memberikan informasi tentang gejala-gejaka atau permasalahan yang terjadi (statistik)

Lalu pilih mana? 

Memilih metode pendekatan dalam penelitian harus disesuaikan dengan objek penelitianya, jangan dipaksakan mengikuti kemauan tapi sesuai dengan kebutuhan. Pendektan ini bisa diibaratkan sebuah alat untuk memotong objek, jika kita ingin memotong daging maka gunakanlah pisau daging dan jika ingin memotong kayu maka yang digunakan adalah gergaji.
Pendekatan kualitatif digunakan pada objek penelitian yang membutuhkan gambaran mendalam yang harus dijelaskan dengan deskripsi bukan numerik atau matematis. Biasanya digunakan pada fenomena-fenomena yang membutuhkan pemahaman mendalam, pengembangan teori dan mendeskripsikan realitas sosial yang kompleks.
Pendekatan kuantitatif digunakan pada objek penelitian yang berhubungan dengan variabel-variabel yang saling berkaitan satu sama lain, pengujian teori dan generalisasi hasil penelitian dengan penghitungan matematis dan statistik.
Jadi, pilih sesuai dengan kebutuhan penelitianmu ya !!!
semoga bermanfaat..



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bingung membuat latar belakang skripsi ? begini caranya!

Cara membuat latar belakang skripsi yang benar dan mudah Banyak mahasiswa yang merasa kesulitan untuk memulai pengerjaan BAB I dalam skripsi terutama untuk mulai menyusun latar belakang, ini terjadi karena kamu belum memahami betul apa yang dimaksud dengan latar belakang, isinya apa dan bagaimana cara yang benar dalam menyusun latar belakang. Apa itu latar belakang? Bagian ini berisi tentang fenomena yang terjadi dan ingin kamu teliti serta menjelaskan masalah yang kamu temui di lapangan atau pada objek penelitian. Fenomena adalah gejala yang dapat diamati. pengamatan terhadap gejala-gejala inilah yang sangat dibutuhkan untuk mempermudah kamu menemukan masalah dalam objek penelitan.  Latar belakang juga memuat alasan kenapa kamu memilih masalah ini. Menambahkan penelitian terdahulu sebagai pembanding kemudian fakta-fakta yang kamu temukan sehingga bisa memperkuat kenapa penelitian ini harus dilakukan. Cara menyusun latar belakang 1. Tentukan masalah terlebih dahulu Menentukan masalah (

Kenapa kita tidak merasa bahagia meski segala kebutuhan sudah terpenuhi?

Hirarki Kebutuhan Manusia Abraham Maslow kondisi keuangan cukup, Pekerjaan baik-baik saja. kondisi keluarga baik-baik saja,  hubungan pertemanan baik, Semuanya baik TAPI KENAPA TIDAK MERASA BAHAGIA? Manusia sebagai makhluk yang dibekali dengan akal dan hawa nafsu menjadikan manusia sebagai makhluk yang sangat unik dan istimewa. Manusia mempunyai keinginan dan imajinasi yang sebenarnya bisa menjadi tidak terbatas. Namun kadang, kita sebagai manusia dengan segala pencapaian yang berhasil diraih, kebutuhan sandang pangan dan papan juga sudah terpenuhi, dikelilingi oleh keluarga dan teman yang satu "frekuensi" tapi seringkali merasa hampa atau mungkin tidak berbahagia atas apa yang terjadi di kehidpan kita. Padahal seharusnya itu membuat kita bahagia. Mungkin itu terjadi karena kita terlalu dikendalikan oleh kebutuhan kita. Kebutuhan terhadap uang yang membuat kita dikendalikan pekerjaan, kebutuhan terhadap lingkungan sekitar agar kita di akui dan bahkan memaksakan menjadi satu &

Kenapa Negara Sekuler Maju?

Sebagai warga negara tentu kita mendambakan kemajuan di negara kita Indonesia. Namun sampai saat ini, Indonesia masih belum layak di katagorikan sebagai negara maju. Kenapa demikian? Ada pertanyaan menarik dari seorang mahasiswa tentang permasalahan ini, "Kenapa ya negara sekuler itu pada maju? sementara Indonesia gini-gini aja?", jawabanya simak di video berikut..